The Guardian of My Life
Lulus kuliah adalah
dambaan bagi setiap mahasiswa. Termasuk saya. Setelah lulus tentunya saya
berharap mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan ilmu yang selama ini saya
emban. Begitu motivasi abi, sebutan untuk orang yang sangat aku cinta pada saat
itu. Dan Alhamdulillah setelah lulus saya langsung diterima di salah satu
sekolah di Sidoarjo. Hal yang paling aku takutkan adalah ketika saya lulus
kuliah dan jauh darinya adalah “perpisahan” yang selama ini dialami banyak
orang, begitu menurut cerita yang saya dengar… padahal jalan yang harus kita
lalui agar dapat bersama tidaklah mudah. Dan akhirnya Allah memberikan saya
amanat untuk melalui itu semua... Ketidaksepemahaman persepsi begitu katanya
dan berbagai alasan… :X
Yach itulah bagian
dari masa laluku... :)
Ketika aku sedang
dalam keterpurukan sakitnya gagal dalam sebuah cinta. Tuhan mengirimkan
seseorang yang sekarang menjadi suamiku
Suamiku adalah
sahabat kakakku (semasa tholibul ilmi:study) di Surabaya. Perkenalanku dengan suamiku memang
sudah menjadi rahasia Tuhan yang tidak dapat aku sangka sama sekali. Rahasia banget.
Bahkan sedikitpun aku tidak pernah berharap atau bermimpi bakal menikah dengan
orang selain abi…
Jauh sebelum saya
mengenalnya. Dia telah mengenal keluargaku karena kekakku merupakan sahabatnya.
Hal ini tentu membuat intensitas dia kerumahku menjadi sangat besar. Tapi yang
paling kita herankan adalah selama sembilan tahun ini kita belum pernah bertemu
atau berkenalan secara langsung. Suamiku mengatakan pernah melihatku ketika
saya duduk di bangku SMP. Yach tentu saya masih sangat kecil. Dan tak pernah
terbayang pada diri suami saya akan berniat memilikiku, prinsipnya adalah
adiknya arek-arek juga adikku jadi gak boleh macam-macam :$
Prinsip itu menjadi
tidak berlaku ketika sudah mengenal saya. Perkenalan itu berawal dari sebatang phone cell. Saat itu hp ku sedang rusak.
Maka kakak terbaikku memberikan phone
cell-nya padaku agar aku mudah dihubungi ketika di Sidoarjo. Dan dari hp
itu kisahku dengan suamiku dimulai. Berawal dari salah pencet semua menjadi benar
dan indah adanya…
Setelah ketemu dengan
keluargaku, dia langsung menyetujui permintaan orang tuaku untuk segera
menikah. Mengingat masa itu aku masih larut dalam kesedihan karena kegagalan
cinta yang baru saya alami. Saya harus menghadapi kenyataan dunia ini bahwa
semua harus tetap berjalan walau tanpa abi dan saya harus segera menikah
mengingat usia orang tuaku sudah tidak muda lagi. Akhirnya lamaranpun dilangsungkan.
Dan pada saat itu sontak tangisku tak dapat terbendung harapanku untuk hidup
bersama orang yang saya cintai sirna (abi). Karena saya harus menikah dengan
orang lain sesuai dengan keinginan orang tuaku.
keluarga besar Al Farizi
keponakanku yang pada ngumpul semua,
asyik rame banget (cucu umik udah 23), maklum keluarga besar :)
oleh-oleh tahap pertama hmmm..... kayak e ada tahap kedua
Ya Allah aku harus
menghadapi semua ini, sudah saatnya saya mengorbankan keinginan saya selama ini
untuk kebahagiaan kedua orang tua saya. Itu yang ada dalam hatiku ketika
malaikat membisikan padaku. Namun ketika setan sedang merajalela aku mulai
geram dan sering uring-uringan murung dimanapun berada. Astagfirullah… seakan
aku belum siap menerima kenyatan yang harus saya hadapi. Alhasil kejengkelanku
bertambah ketika orang tuaku menginginkan aku segera menikah dalam waktu dekat.
Empat bulan pasca acara lamaran adalah hari ditetapkannya pernikahanku, yaitu
tanggal 16 maret 2011. Sontak aku benar- benar kaget dan tidak menyangka akan
secepat ini pernikahanku.... :(
Hari-hari sebelum
nikah adalah hari terberat bagiku. Orang tuaku itu menginginkan bahwa saya
harus segera menikah. Menjelang hari pernikahan aku benar2 gak sanggup
menghadapi semua ini sehingga yang aku lakukan adalah ingin kabur dari rumah
dan sebgainya. Malah sebelum nikah kan seharusnya kita gak ergi jauh2. Eh malah
saya malah pergi ke malang tanpa harus bilang sma umiku. Ya bilang ja ma calon
suamiku kalo mo ikut acara skolah. Menghadiri pernikahan temanku di malang
selatan tepatnya Harjokuncaran Malang dan sekaligus melancong ke pantai Sendang
Biru…. :)
belanja di pasar ikan bersama Headmaster
trio wek-wek.... Ms Ari an Mis Dwi
mantenan plus rea-reo asyik... dah lama banget gk ke Malang
Nikah ... (16.03.11 jam 09.00 WIB)
Saya baru pulang ke rumah
12 jam menjelang hari pernikahan saya. Sontak keluarga besarku semakin yakin
bahwa saya kurang suka dengan calon suamiku. Akhirnya akad nikah sudah dilaksanakan.
Dan itulah yang terjadi aku resmi menjadi Nyonya Al Farizi. Fidya al Farizi tepatnya.
Setelah aku menikah dengannya saya baru sadar bahwa apa yang dirahasiakan Allah
selama ini. Belum genap dua bulan setelah hari pernikahan, Allah memanggil
bapak. Dalam suasana yang sangat sulit baik ketika bapak sakit maupun setelah
wafat sumiku mampu mengobati segala kesedihanku. Sikapnya yang sangat lembut
dan bijak mampu meluluhkan hati yang kaku tidak karuan… pernikahan yang awalnya
saya lakukan dengan ragu-ragu membuatku menjadi haru bahwa kekuatan doa orang
tua sungguh luar bisa. Inilah bukti Ridho Allah adalah Ridho kedua orang tua….
setelah akad nikah
temene suami
saat2 paling malu cz dilihatin banyak orang :$
Terima kasih Umik-Bapak, semua kakakku yang
selalu mendukungku, termasuk teman-temanku yang sudah mangingatkan bahwa semua akan
indah pada saatnya nanti. Amanat bapakku untuk selalu menjdi istri salehah
selalu aku ingat. Allah telah memberikan apa yang saya butuhkan bukan yang saya
inginkan.
the guardian of my life
luv u...
BalasHapus