Tante Nyoblos Siapa?

Seperempat abad usia ini, Dua kali ini menghadapi masa pesta demokrasi di daerah. Pilkades tepatnya. saling serang menyerang antar pendukung dua kubu. bukan hanya serangan vokal, tetapi juga "serangan fajar".

Aku hanya orang baru disini, tak banyak yang bisa aku nilai dari kedua calon tersebut. Hanya senyum yang terpampang dari foto banner, yang mampu kulihat. Berhari-hari aku memikirkan, "hakekat dari adanya Pilkades itu apa sih? kok jabatan itu diperebutkan sampai menghabiskan dana yang luar biasa fantastis". Ah Entalah aku tak mau ambil pusing. Toh ujung-ujungnya untuk mencari pemimpin yang mampu memberikan inovasi buat desa ini.

Kalo saya boleh berpendapat, dalam Pilkades sering dijadikan sebagai ajang untuk menunjukkan siapa yang terkaya, mampu memberikan saweran yang lebih untuk pemilih. Mungkin istilah kerennya "money politic". "kenapa harus berjalan seperti ni?"

Untuk menghasilkan pemimpin yang berkualitas bukannya harus ada fit and proper test. bukan asal dia mampu secara finansial. Jika paradigma masyarakat masih sekedar siapa yang mau kasih uang ya itu yang tak coblos, lah trus guna Pemimpin itu apa? Pajangan atau hanya pelengkap pesta demokrasi?"

Memang diperlukan pendidikan politik dari akar rumput agar tidak terjadi distorsi politik dari daerah yang masih lingkup kecil. Oh ya, saya miris medengar pertanyaan dari dua gadis kecil SD "tante nyoblos siapa? kasihan ya, kalo yang gak jadi"... Ndak cuma itu, sampai ketika ngumpul kondangan bareng tetangga, sempat curhat sebagai salah satu simpatisan (yang dikasih uang oleh salah satu calon), mereka berencana mengembalikan uang saweran tersebut karena tidak tega jika kalah.

dari kasus tersebut saya sebenarnya cukup mengambil kesimpulan  Walah sebenarnya masyarakat itu sudah baik masih punya perasaan kasihan dan tidak apatis banget kok, tetapi yang paling fenomenal. Lah kalo mereka paham politik yo gak usah menerima uang. Sodara pilih pemimpin yang berkualitas dan bermartabat. Semoga segera ada Sang Pencerah yang mau blusukna ke desa-desa. Ya Allah, bangsa ini butuh agent of change.

Komentar

Postingan Populer